Open Cbox
“Katakanlah, kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis ditulis kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu pula.” (QS. Al Kahfi: 109)

RENCANA IMPLEMENTASI SIM DALAM PENINGKATAN KEDISIPLINAN KELAS DI TK RAUDLATUL MUHTADIN KEC. WELAHAN KAB. JEPARA

A.      LATAR BELAKANG
1.         Definisi Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sistem Informasi Manajemen (SIM) berasal dari gabungan kata sistem, informasi dan manjemen. Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan. Informasi adalah hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap elemen sistem menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan relevan yang dibutuhkan oleh orang untuk menambah pemahamannya terhadap fakta-fakta yang ada. Manajemen merupakan proses atau kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga SIM dapat diartikan sebagai kumpulan elemen data yang sudah diproses dan digunakan untuk mempermudah tercapainya suatu tujuan tertentu.


Menurut Stoner (1996), SIM merupakan metode formal yang menyediakan informasi akurat dan tepat waktu kepada manajemen untuk mempermudah proses pengambilan keputusan dan membuat organisasi dapat melakukan fungsinya secara efektif. Sedangkan Raymond McLeod, Jr dan George P. Schell (2007) mendefinisikan SIM sebagai suatu sistem berbasisi komputer yang membuat informasi tersedia bagi para pengguna yang memilki kebutuhan serupa. Dengan demikian SIM memiliki peran yang sangat penting sebagai acuan dalam pengambilan keputusan suatu organisasi.

2.      Rasional Lembaga Perlu SIM
Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan akan dapat berjalan dan berkembang secara dinamis manakala kegiatan-kegiatan manjerial maupun operatif berfungsi dengan baik. Sebagai salah satu elemen manajemen, SIM memiliki peran vital dalam kekokohan lembaga tersebut. Karena dalam pengambilan keputusan lembaga membutuhkan informasi yang akurat dan mudah. Informasi ini berorientasi pada kepentingan manajemen organisasi, perancangan dan operasionalisasinya berdasarkan arahan manjemen dan telah disusun sedemikian hingga untuk tujuan organisasi.
Mengingat betapa pentingnya implementasi SIM dalam suatu lembaga sekolah, maka TK Raudlatul Muhtadin yang bernaung di bawah Yayasan Pendidikan Raudlatul Muhtadin (YPRM) akan menerapkan SIM untuk mempermudah tujuannya dalam membentuk karakter anak bangsa. Ruang lingkup yang penulis suguhkan di sini adalah implementasi SIM dalam bidang akademik, terutama dalam rangka peningkatan kedisiplinan kelas. Hal yang berkaitan dengan kedisiplinan ini meliputi pengaturan kegiatan kelas ketika guru tidak hadir serta mengatur disiplin dan tata tertib kelas.

3.Tujuan Implementasi SIM  dalam Peningkatan Kedisiplinan Kelas
Implementasi SIM dalam bidang akademik memilki beberapa ruang lingkup, yaitu menyusun program tahunan; mengatur jadwal pelajaran; mengatur pelaksanaan menyusun model satuan pembelajaran; menentukan kriteria kenaikan kelas; menentukan norma penilaian; mengatur pelaksanaan evaluasi belajar; meningkatkan kemampuan mengajar; mengatur kegiatan kelas apabila guru tidak hadir serta mengatur disiplin dan tata tertib kelas. Dari ruang lingkup tersebut, pembahasan dalam tulisan ini akan mengerucut pada dua rung lingkup, yaitu mengatur kegiatan kelas apabila guru tidak hadir dan mengatur disiplin serta tata tertib kelas
Tujuan perencananaan implementasi SIM dalam peningkatan kedisiplinan di TK Raudlotul Muhtadin antara lain:
ü  Memberikan kesadaran akan pentingnya kehadiran guru di dalam kelas
ü  Mengorganisir kegiatan dalam kelas ketika guru berhalangan hadir
ü  Meminimalisir ketergantungan siswa terhadap guru kelas
ü  Memberikan kemudahan dalam mengakses tata tertib kelas oleh
      berbagai pihak
ü  Meningkatkan kedisiplinan baik di ruang kelas maupun lingkungan sekolah
ü  Meningkatkan efektifitas kegiatan belajar mengajar (KBM)
ü  Mempermudah pengambilan kebijakan berikutnya berkaitan dengan
      kedisiplinan kelas dan proses KBM
ü  Menyiapkan strategi dan langkah berkelanjutan dalam implementasi SIM
ü  Tersusunnya rekomendasi dan implementasi SIM dalam berbagai ruang lingkup program di TK Raudlatul Muhtadin

B.       SIM DI TK RAUDLATUL MUHTADIN
1.      Kondisi SIM di TK Raudlatul Muhtadin
TK Raudlatul Muhtadin didirikan oleh Yayasan Pendidikan Raudlotul Muhtadin (YPRM) pada tahun 2001 sebagai TK inti. TK yang terletak di Desa Ketilengsingolelo Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara ini telah terakreditasi B dengan nilai 84,71 (SK BASKAB Jepara Nomor 006/BASKAB/TU/ III/ 2006 tanggal 1 Maret 2006). Perkembangan siswa setiap tahunnya mengalami peningkatan. Begitupun  dengan sarana dan prasarananya. Saat ini telah memiliki dua unit komputer sebagai daya dukung dalam peningkatan SIM. Namun, pada kenyataannya unit komputer tersebut belum digunakan secara maksimal untuk kepentingan manajemen informasi. Komputer difungsikan hanya sebagai pengganti mesin ketik saja. Rencana bahwa komputer akan digunakan untuk peserta didik pun belum terlaksana. Hal ini dikarenakan TK Raudlatul Muhtadin belum memiliki guru dibidang komputer atau setidaknya guru yang memiliki kemampuan komputer.
Dalam hal kedisiplinan kelas, dewasa ini sudah cukup berjalan dengan baik. Namun, disiplin dalam kelas masih membutuhkan tenaga ekstra dari guru. Guru dituntut memiliki tingkat kesabaran yang tinggi dalam kegiatan di dalam kelas. Hal tersebut membuat siswa sangat tergantung dengan keberadaan guru dalam kelas. Jika guru tidak hadir, sudah barang tentu KBM akan terganggu. Hal ini membutuhkan penanganan khusus agar KBM dapat tetap berjalan dengan normal.
Tata tertib sudah terpasang di ruang kelas. Namun demikian, anak-anak banyak yang kurang “care” dengan tata tertib yang terpasang. Hal ini wajar karena kemampuan membaca mereka masih rendah. Tata tertib yang ada hanya dapat diakses oleh para guru maupun pihak yang berniat untuk membaca. Sehingga tata tertib yang ada belum berfungsi sepenuhnya sebagaimana yang diharapkan.
   
2.      Kondisi SIM yang Diharapkan (Expeted Confition) di TK Raudlatul Muhtadin
Sistem informasi ideal dalam buku Paduan Manajemen Sekolah yang diterbitkan oleh Depdiknas (2000) memiliki ciri-ciri sebagai berikut: berorientasi pada kepentingan manajemen informasi, perancangan dan operasionalisasinya berdasarkan arahan manajemen, program SIM terpadu dengan program lain, menggunakan jaringan dan alur data yang standar, SIM mencakup perencanaan menyeluruh dari organisasi, SIM menggunakan kerangka konsep subsistem untuk persoalan manajemen, menggunakan date base terpusat dan terpadu dan dalam peningkatan kualitas SIM seharusnya didukung oleh sistem komputer.
Guru memiliki peranan sangat “crusial” dalam berlangsungnya KBM di kelas. Kehadiran guru sangat berpengaruh dalam keberhasilan pembelajaran. Sutomo (2010) mengatakan bahwa guru memilki peran sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, perencana, supervisor, motivator dan konselor. Hal tersebut perlu disadari oleh seluruh guru agar tetap hadir kecuali dengan alasan yang syar’i. Jika sewaktu-waktu guru berhalangan hadir maka KBM akan terganggu. Hal tersebut dapat diatasi jika sekolah telah memiliki strategi untuk mengantisipasinya. Strategi yang diterapkan pun harus memiliki relevansi (strategi ini dibahas pada bab berikutnya).
Harapan dari tata tertib yang sudah ada adalah, bagaimana agar tata tertib dapat berfungsi secara optimal. Tata tertib seharusnya dapat diakses oleh berbagai pihak terkait dalam pencapaian kedisiplinan kelas. Oleh karena itu, peningkatan kemudahan akses tata tertib sangat diperlukan. Peningkatan kemudahan akses dapat dioptimalkan dengan pemanfaatan elemen-elemn SIM. Namun demikian, kesenjangan antara harapan dan kenyataan pasti akan muncul.

3.         Cara Menjembatani Kesenjangan
Kesenjangan dapat timbul karena kenyataan yang ada tidak sesuai seperti apa yang diharapankan. Hal tersebut membutuhkan antisipasi agar kesenjangan dapat diminimalisir. Komunikasi efektif dapat dilakukan untuk menjembatani terjadinya kesenjangan. Komunikasi efektif dapat terjalin manakala ada kedekatan dari berbagai pihak. Kedekatan antara kepala sekolah dengan guru; kedekatan guru dengan sesama guru; kedekatan guru dengan siswa; kedekatan siswa dengan siswa; serta kedekatan seluruh penghuni sekolah dengan lingkungan sekitar sekolah, termasuk kedekatan mereka dengan teknologi yang ada.

C.      RENCANA IMPLEMENTASI SIM
1.      Bentuk SIM
Seperti pada umumnya, SIM terdiri atas unsur input, proses dan output. Input (masukan) dalam peningkatan kediplinan kelas mencakup tata tertib siswa, tata tertib guru, mekanisme pengelolaan kelas. Proses dapat dilakukan secara manual maupun dengan bantuan komputer. Proses dengan bantuan komputer ini mempersyaratkan kondisi sebagai berikut: adanya struktur organisasi dan prosedur yang pasti, tersedia data, tersedia peralatan yang memadai, adanya pengelolaan dan pemeliharaan sistem. Agar proses dapat berjalan sesuai harapan maka perlu adanaya prinsip dari SIM, yaitu: relevansi, fleksibilatas, efektivitas, efisiensi, kontinuitas, komprehensif, keterpaduan.
Berikut adalah bentuk diagram SIM yang dikutip dari Raymond McLeod, Jr dan George P. Schell (2007) dan akan diimplementasikan di TK Raudlotul Muhtadin:
Gambar 1.1. Bentuk Rencana implementasi SIM

1.      Komponen yang diperlukan
Jika TK Raudlatul Muhtadin hendak menerapkan SIM menjadi sebuah sistem kantor virtual maka dibutuhkan komponen sebagai berikut:
a.         Piranti Keras (Hardwere).
  Piranti keras yang diperlukan berupa 10 unit perangkat komputer lengkap.
b.      Piranti Lunak (Softwere)
Piranti lunak siap pakai sudah banya tersedia. TK Raudlatul Muhtadin cukup menggunakan system operasi, pemrograman dan aplikasi standar yang lazim digunakan.
c.         Piranti Otak (Brainwere)
     Piranti otak dibutuhkan sebagai pengolah data. Dalam hal ini adalah seseorang yang mampu mengoperasikan komputer. Dia bertugas sebagai kepala unit pengolah data, penganalisis dan perancang system, progamer komputer. Dengan demikian dibutuhkan paling satu atau dua orang staff yang memiliki kemampuan tersebut

2.      Dana dan Sarana Pendukung
Dana dan pendukung lain sangat diperlukan dalam implementasi SIM. Berikut adalah rencana anggaran untuk pengadaan komputer dan aplikasinya:

a.   Komputer                                           10 unit   @ Rp.   10.000.000,-  =      Rp. 100.000.000,-
b.   Program Aplikasi                              1 paket @ Rp.   30.000.000,-  =      Rp.   10.000.000,-
c.   Instalasi Internet                              2 unit      @ Rp.     2.000.000,-  =       Rp.     4.000.000,-
d.   Sarana Pendukung Jaringan          10 unit   @ Rp.     2.000.000,-  =       Rp.   20.000.000,-
e.   Program Trining Brainwere            1 paket  @ Rp.   10.000.000,-  =      Rp.   10.000.000,-
f.    Pemasangan AC Lab.Komp          2 unit      @ Rp.     2.000.000,-  =       Rp.     4.000.000,-
        Biaya yang diperlukan                                                                              Rp. 148.000.000,-


3.      Analisis SWOT (Strenghts, Weaknes, Opportunities, Treaths)
Berikut analisis SWOT sebagai bahan pertimbangan dalam implementasi SIM untuk meningkatkan kedisiplinan di TK Raudlotul Muhtadin Jepara.
a.       Kekuatan Sekolah (Strenghts)
                                            i.            Letak sekolah yang cukup strategis
                                          ii.            Telah memiliki 2 unit komputer
                                        iii.            Adanya blog yayasan (http://roudlotulmuhtadin.blogspot.com )
                                        iv.            Guru yang siap berkembang
                                          v.            Potensi anak yang masih murni
                                        vi.            Dukungan masyarakat sekitar
b.         Kelemahan Sekolah (Weaknes)
                                            i.            Bangunan sekolah yang belum sempurna
                                          ii.            Ruangan khusus komputer yang kurang memadahi
                                        iii.            Strata ekonomi wali murid yang rendah
c.       Peluang Sekolah (Oppurtunities )
                                            i.            Adanya dukungan dari pemerintah setempat
                                          ii.            Dukungan dari orang tua siswa dan masyarakat sekitar
                                        iii.            Guru yang siap untuk berkembang
                                        iv.            Blog yayasan yang dapat dikembangkan
d.         Tantangan Sekolah (Treaths)
                                            i.               Persaingan dengan sekolah lain
                                          ii.               Kemajuan pendidikan di daerah lain yang terus meningkat

A.           STRATEGI IMPLEMENTASI
1.         Strategi
Implementasi SIM akan berlangsung secara efektif dan efisien apabila didukung oleh sumber daya manusia yang profesioanal untuk mengoperasikan sekolah, dana yang cukup agar sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan fungsinya, sarana dan prasarana memadai untuk mendukung proses belajar mengajar, serta dukungan masyarakat (orang tua) yang tinggi. Untuk itu strategi yang akan dilaksanakan dalam rencana implementasi SIM adalah sebagai berikut:
a.       Perlu diadakan pelatihan komputer bagi kepala sekolah dan guru agar dapat melaksanakan tugasnya dengan lebih professional
b.      Melakukan sosialisasi dan advokasi tentang rencana program implementasi SIM melalui: orientasi, audiensi, informasi melalui media masa (media cetak: bulletin, spanduk, leaflet, poster dan media Elektronik: RRI Radio suasta dan TV local)
c.       Komitmen para pengurus yayasan perlu diwujudkan dengan membuat draft peraturan yayasan yang mencantumkan penyelenggaraan, pengelolaan serta pembinaan TK Raudlotul Muhtadin yang dinaunginya.
d.      Merealisasikan rencana yang telah disusun secara bertahap.

2.      Pentahapan
Sebagai suatu paradigma baru, implementasi SIM memerlukan pentahapan yang tepat. Dengan kata lain, harus dilakukan secara bertahap. Herbert A. Simon, seorang ilmuwan manjemen pemenang hadiah nobel, mendapat pengakuan karena mendefinisikan empat tahapan dasar pemecahan masalah, yaitu:
a.       Aktivitas intelejen. Mencari kondisi-kondisi yang membutuhkan solusi di dalam lingkungan. Misalnya: ketidak hadiran guru, relevan dan tidaknya tata tertib kelas, disiplin dan tidaknya KBM.
b.      Aktivitas perancangan. Menemukan, mengembangkan, dan menganalisis kemungkinan-kemungkinan tindakan yang dilakukan berdasarkan kondisi-kondisi tersebut. Misalnya: menentukan kegiatan ketika guru tidak hadir, membuat tata tertib yang relevan, melakukan hal-hal yang mendudkung kedisiplinan kelas.
c.       Aktivitas pemilihan. Memilih satu tindakan tertentu dari berbagai tindakan yang tersedia. Misalnya: membuat tata tertib yang baku dan mudah terbaca untuk diarsipkan, di pasang pada setiap kelas serta dibacakan oleh pihak yang berkepentingan.
d.      Aktivitas peninjauan. Menilai pilihan-pilihan masa lalu. Misalnya: jika kegiatan di masa lalu hanya digantikan oleh guru lain yang belum tentu memiliki kompetensi, maka harus dilakukan tindakan lain yang lebih solutif.

Alur dari aktivitas tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.1. Bentuk Rencana Implementasi SIM. Dengan memperhatikan kompleksitas pada analisa SWOT, implementasi SIM paling tidak dapat dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu jangka pendek ( tahun pertama samapai tahun ke tiga), jangka menengah (tahun ke empat samapai tahun ke enam), dan jangka panjang (setelah tahun ke enam).
ü   Kegiatan jangka pendek
Melengkapi fasilitas yang dibutuhkan: ruangan yang representative, pengadaan fasilitas pendukung seperti komputer dan instalasinya, orientasi dan audiensi.
ü   Kegiatan jangka menengah
Membenahi hal-hal yang belum tercapai pada kegiatan jangka pendek, melakuakn studi banding ke sekolah lain.
ü   Kegiatan jangka panjang
Melakukan terobosan-terobosan demi meningkatkan kualitas pendidikan di TK Raudlotul Muhtadin dengan tetap menjaga aspek-aspek yang sudah di raih sehingga mampu bersaing secara nasional.

3.      Evaluasi
Evaluasi dapat dipandang sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan. Untuk itu diperlukan hal-hal sebagai berikut:
a.       Monitoring program
b.      Menentukan kriteria keberhasilan program
c.       Menentukan nilai akhir tiap kriteria (dapat melalui rubric penilaian)
d.      Analisis program melalui input data dalam program yang sudah dibuat
e.       Mendeskripsikan keberhasilah program dalam bentuk laporan program berkala




4.      Indikator keberhasilan
Dalam kegiatan evaluasi, telah ditentukan kriteria keberhasilan program. Untuk menentukan nilai akhir sebuah indicator, menurut Arikunto (2009) dapat menggunakan rumus:
Nilai Indikator (NI) = Jumlah bobot subindikator (BSI) x nilai subindikator(NSI)
                                                                            Jumlah Bobot

Rumus tersebut untuk menentukan indicator secara kuantitatif. Sedangkan secara kualitatif, indicator keberhasilan implementasi SIM di TK Raudlatul Muhtadin dapat dilihat dari:
a.       Keaktifan guru dalam mengajar
b.      Ketertiban kelas yang semakin baik
c.       Tingkat disiplin guru dan siswa meningkat.

B.        PENUTUP
Rencana adalah awal tercapainya suatu tujuan. Rencana implementasi SIM dalam rangka peningkatan kedisiplinan di TK Raudlatul Muhtadin telah melalui beberapa analisis. Hasil analisis menunjukkan rencana implementasi SIM tersebut akan dapat terlaksana dalam jangka waktu tertentu jika unsur-unsur pendukung dapat menjalankan peranan masing-masing. Untuk itu, kebersamaan dan komitmen antar elemen yayasan dan masyarakat sangat dibutuhkan. Semoga rencana implementasi SIM ini dapat terwujud sehingga TK Raudlatul Muhtadin Jepara dapat bersaing di tingkat lokal maupun nasional.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2009. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas. 2000. Panduan Manajemen Sekolah. Jakarta: Direktorat Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama
Herbert A. Simon. 1977. The New Science of Management Decision. Prentice Hall:
Upper Saddle River
McLeod, R. Jr. & Schell, G.P. 2011. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Salemba
Empat
Sutomo & Prihatin, Titi. 2010. Manajemen Sekolah. Semarang: UPT UNNES Press.

Tulisan Berikut Juga Menarik Untuk Dibaca

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah membaca. Jangan Lupa Kasih Komentar ya...dengan santun dan bijak tentunya.....^_^

SAHABAT, bukanlah dia yang selalu membenarkan seluruh kata-kata kita...

SAHABAT adalah ia yang mau mengingatkan ketika kita terlupa...

Jadi Sahabat SQL Yuk!

Terima kasih sahabat SQL...... Hak Cipta Milik Allah Subhanahu Wa Ta'ala. SainsalQuran.Com Hanya Mencoba Belajar dan Berbagi Sedikit Dari Ilmu Allah Yang Luas