Open Cbox
“Katakanlah, kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis ditulis kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu pula.” (QS. Al Kahfi: 109)

Makalah Studi Filsafat Ilmu

Melanjutkan studi strata 2 (S2) adalah salah satu cita-citaku. Mungkin suatu saat jika waktu sudah memungkinkan. Alhamdulillah... Babeh (Bapak mertuaku) sering memberi gambaran tentang proses perkuliahan di S2, dan tugas-tugas kuliah pun sering dilimpahkan padaku. Tujuan Babeh sih biar aku belajar dan nanti tidak kaget ketika kuliah S2. Berikut salah satu makalah sebagai pemenuhan Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu yang aku selesaikan belum lama ini.


 Memaknai Kemukjizatan Al-Qur'an

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Allah telah menurunkan beberapa mu’jizat kepada Nabi dan Rasul Nya. Mu’jizat tersebut digunakan untuk menangkal sangkaan-sangkaan dari kaum penentang serta sebagai bukti kasih sayang Nya kepada para utusan di muka bumi ini. Nabi dan Rasul diberi mu’jizat yang berbeda dan memiliki kegunaan serta tujuan yang berbeda pula. Nabi akhir zaman, Muhammad SAW dikaruniai banyak mu’jizat diantaranya adalah Al-Qur’anul Karim yang merupakan mu’jizat paling agung dan mulia. Kemu’jizatan       Al-Quran inilah yang mengalihkan perhatian manusia pada masa itu. Mereka tertarik dengan Al-Qur’an yang diturunkan kepada Muhammad SAW karena mereka belum pernah mendengar maupun menjumpai kitab suci apapun yang dipelihara dan terhormat seperti halnya kitab suci Al-Qur’an. Hujjah Al- Qur’an, keterangan yang terkandung di dalamnya serta tutur bahasa yang mantap lagi lembut membuat Al-Qur’an mudah mendapat tempat  di lubuk hati setiap manusia yang beriman.

1.2. Perumusan Masalah
Al-Qur’an sebagai mu’jizat telah terbukti secara autentik. Hal tersebut dapat  dilihat dari uslub (gaya bahasa) yang sangat tinggi, fashohah (ungkapan kata) yang jelas serta balaghoh (kefasihan lidah) yang dapat kita nikmati dalam setiap huruf-hurufnya,            kata-katanya, ayat-ayatnya maupun kesatuan surat-suratnya. Kesusteraan Al-Qur’an sangat tinggi sehingga dapat mempengaruhi jiwa para pembaca maupun pendengar meskipun mereka belum memiliki pengetahuan tentang kesusteraan. Meskipun demikian banyak dari kita yang enggan untuk membaca apalagi memaknai isi kandungan kitab yang senantiasa terpelihara ini.

1.3. Tujuan
Makalah ini penulis susun guna memenuhi tugas studi tafsir Al-Qur’an. Tujuan lain dari penulis adalah berusaha memaparkan kembali serta memaknai kemu’jizatan AL-Qur’an yang telah banyak dilalaikan.

1.4. Manfaat
Manfaat disusunnya makalah ini diantaranya adalah sebagai bahan pembelajaran bagi penulis pribadi dan mengajak para pembaca untuk lebih bisa memaknai kemu’jizatan      Al-Qur’an. Dengan demikian akan memotivasi kita untuk senantiasa membaca, menghafal, memahami serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II
ISI

2.1. Definisi Mu’jizat
Kata mu’jizat berasal dari kata ”A’jaza” yang berarti melemahkan atau menjadikan tidak mampu. Sedangkan menurut istilah (syara’) mu’jizat adalah sesuatau yang dapat melemahkan lawan atau mengalahkan kecerdikkan dan kekuatan musuh, karena telah menyimpang dari adat kebiasaan yang telah berlaku. Melemahkan musuh baik lahir maupun batin, baik kekuatan badan maupun pikiran untuk menandingi dan mengimbanginya, menyerupainya dan bahkan menolaknya.
Menurut Imam As Sayuthi dalam kitabnya ”Al-Itqan Fi Ulum Al Qur’an” bahwa yang dimaksud mu’jizat adalah sesuatu di luar kebiasaan yang disertai dengan adanya tantangan.
Prof. Dr. Muhammmad Quraish Shihab juga berpendapat bahwa sesuatu itu bisa disebut mu’jizat apabila telah memenuhi empat unsur, yaitu suatu hal yang di luar kebiasaan, nampak pada diri seorang Nabi, disertai adanya tantangan dan sesuatu yang tidak sanggup di tangani oleh orang.

2.2. Syarat-syarat Mu’jizat Ilahi
Menurut para ulama mu’jizat memiliki lima syarat, diantaranya:
a.       Mu’jizat harus berupa sesuatu yang tidak disanggupi oleh selain Allah SWT
b.      Mu’jizat tidak sesuai dengan kebiasaan dan berlawanan dengan hukum alam
c.       Mu’jizat harus berupa hal yang dijadikan saksi oleh seorang yang mengaku membawa risalah Ilahi sebagai bukti atas kebenaran dari pengikutnya
d.      Mu’jizat terjadi bertepatan dengan pengakuan Nabi yang mengajak bertanding menggunakan mu’jizat tersebut
e.       Tidak ada seorang pun yang membuktikan dan menandingi dalam pertandingan tersebut.

2.3. Kapan Mu’jizat Itu Dibuktikan?
Sifat kemu’jizatan tidak bisa dibuktikan, kecuali sudah memenuhi tiga faktor di bawah ini, yaitu:
a.       Adanya tantangan (ajakan bertanding)
b.      Adanya hal yang mendorong untuk menangkis tantangan itu
c.       Tidak ada yang menghalang-halangi




2.4.Berupa Apa Kemu’jizatan Al-Qur’an itu?
Al-Qur’an adalah kalamulloh yang bisa melemahkan makhluk dari segi uslub          (gaya bahasa) yang sangat tinggi, fashohah (ungkapan kata) yang jelas serta balaghoh (kefasihan lidah) yang mengagumkan. Ilmu pengetahuan yang terkandung di dalamnya telah mendorong para ilmuan untuk mengahsilkan karya yang sederhana hingga karya besar sekalipun. Hikmah-hikmah di dalamnya dapat membuka tabir-tabir keghaiban masa lalu, saat ini bahkan masa yang akan datang. Orang-orang kafir yang mengaku sebagai          ”ahli kitab” berusaha mencari celah dan memutar balikkan fakta dalam Al-Qur’an untuk meruntuhkan kebenarannya. Namun, sia-sialah usaha mereka karena Al-Qur’an senantiasa dijaga, sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. Al Hijr: 9
انا نحن نزلنا الذكر وانا له لحافظون (الحجر: 9)
Artinya:
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami
benar-benar memeliharanya.” (Q.S. Al-Hijr: 9)

2.5. Al-Qur’an Adalah Mu’jizat Nabi Muhammad SAW yang Abadi
Allah telah memberikan para Nabi dan Rasul Nya suatu mu’jizat yang nampak, dalil-dalil (tanda) yang nyata, serta hujjah dan alasan rasional yang menyatakan bahwa mereka adalah benar-benar Nabi serta Rasul Nya.
Allah SWT memberi keistimewaan kepada seorang yang ummi dengan mu’jizat yang luar biasa yaitu Al-Qur’anul Karim. Mu’jizat tersebut merupakan Nur Ilahi dan wahyu samawi yang diletakkan ke dalam lubuk hati Nabi Muhammmad SAW sebagai Qur’anan Arabiyyan (bacaan berbahasa arab). Dengan itu, beliau membangkitkan generasi yang sudah punah menjadi generasi yang hidup kembali sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. Al-An’am: 122.

اومن كان ميتا فاحيينه وجعلناله نورا يمشى به فى الناس كمن مثله فى الظلمات ليس بخارج منها كذلك زين للكافرين ماكانوايعلمون (الانعام: 122)
Artinya:
“Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.” (Al- An’am: 122)

Al-Qur’an telah membangkitkan umat manusia untuk memperbaharui masyarakat.      Al-Qur’an menampilkan orang arab dari kehidupan sebagai pengembala menjadi seorang pemimpin besar. Kepemimpinan Muhammad SAW inilah yang kemudian dikenal oleh bangsa-bangsa lain di sekitar bangsa arab bahkan di seluruh penjuru dunia. Bahkan    Michael H. Hart (1978) dalam karyanya yang berjudul ”100 Tokoh Berpengaruh di Dunia”, menempatkan Nabi Muhammad SAW sebagai Tokoh Berpengaruh nomor satu. Kesemua itu berkat Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya.
Bila kita perhatikan mu’jizat-mu’jizat para Nabi dan Rasul yang terdahulu berupa mu’jizat materi yang bersifat indrawi, maka mu’jizat Muhammad Ibnu Abdillah adalah berupa mu’jizat ruhaniyah yang bersifat rasional. Al-Qur’an dengan sifat rasional inilah yang akan kekal sepanjang masa. Hendaklah setiap orang yang memiliki hati dan pemikiran memberikan perhatian penuh terhadap petunjuk-petunjuk yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian mereka bisa terkena pantulan sinarnya sehingga menghantarkan mereka ke dalam kehidupan yang abadi.




BAB III
PENUTUP

Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dapat kita pahami sebagai mu’jizat terbesar sekaligus sebagai mu’jizat pamungkas. Dengan demikian sudah sepantasnya kita memaknai dan berpegang teguh kepadanya dengan senantiasa berusaha untuk membaca, memahami, menghafal serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Tulisan Berikut Juga Menarik Untuk Dibaca

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah membaca. Jangan Lupa Kasih Komentar ya...dengan santun dan bijak tentunya.....^_^

SAHABAT, bukanlah dia yang selalu membenarkan seluruh kata-kata kita...

SAHABAT adalah ia yang mau mengingatkan ketika kita terlupa...

Jadi Sahabat SQL Yuk!

Terima kasih sahabat SQL...... Hak Cipta Milik Allah Subhanahu Wa Ta'ala. SainsalQuran.Com Hanya Mencoba Belajar dan Berbagi Sedikit Dari Ilmu Allah Yang Luas