Open Cbox
“Katakanlah, kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis ditulis kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu pula.” (QS. Al Kahfi: 109)

FILSAFAT ILMU Sebuah Pendekatan untuk Berfikir Mendalam

Berfikir sudah menjadi kebiasaan kita sehari-hari. Mulai sejak bangun dari tidur hingga mata kita kembali terpejam selalu ada saja hal-hal yang bergelayut dalam otak kita. Namun, apakah dalam berfikir kita sudah benar? Setelah mempelajari filsafat ilmu, kita akan tau apakah cara maupun pola berfikir kita selama ini sudah benar atau asal "mikir-mikir". Dalam istilah jawa "mikir" dan "mikir-mikir" memilki makna yang berbeda. Untuk istilah yang kedua hanya akan menambah "ruwet" pikiran kita. Ada sebuah buku yang menurut saya sangat menarik dan dapat membantu kita untuk berfikir mendalam dalam menemukan kriteria kebenaran tertentu. Buku ini berjudul Kontemplasi Filosofis tentang seluk beluk Sumber dan Tujuan Ilmu Pengetahuan” 

Buku yang berjudul Kontemplasi Filosofis tentang seluk beluk Sumber dan Tujuan Ilmu Pengetahuan” ini terdiri dari dua puluh satu bab (XI). Ini adalah salah satu buku dari sekian buku filsafat yang memiliki cita rasa Qur’ani. Hal inilah yang mendorong saya untuk mengulas inti sari buku ini. Terlepas dari latar belakang "reporter" (kebetulan ada tugas filsafat ilmu untuk membuat sebuah "book report") dengan latar belakang pendidikan pesantren, buku ini memang cukup menarik. Paragraf demi paragrafnya menunjukan kelihaian penulisnya untuk membuai para pembacanya. Demikian dengan adanya kutipan-kutipan syair yang tiada tandingan keindahan bahasanya di bumi ini (Red: Al-Qur'an)
Sebagai umat islam yang beriman dan yakin kepada kebenaran al Qur’an, dalam berhukum tidak akan keluar dari hukum-hukum yang telah ditetatapkan oleh Allah dan Rasul Nya. Dan al-Qur’an diyakini sebagai mukjizat yang tidak ada perubahan sedikitpun di dalamnya adalah sebagai sumber pengetahuan yang sangat penting, yang fungsinya bukan hanya informasi bagi akal, sekaligus sebagai konfirmaasi, sehingga wahyu memberikan legalisasi bagi setiap hasil pikiran manusia atau sebaliknya. Wahyu memagari semua bentuk pikiran manusia yang dapat berakibat buruk pada kehidupan manusia. Pandangan tersebut sedikit mewakili dari inti sari buku yang memuat 31 (tiga puluh satu) sub bab ini.

       Ada hal menarik yang disampaikan oleh penulis buku ini, yaitu mengenai cara umum yang ditempuh untuk memikirkan sebuah masalah, (1) cara berpikir analitik, dan (2) cara berpikir sintetik. Dalam berpikir analitik, orang berangkat dari dasar-dasar pengetahuan yang umum, dari proposisi-proposisi yang berlaku secara umum dan meneliti persoalan-persoalan khusus dari segi dasar-dasar pengetahuan yang umum. Kesimpulan ditarik secara deduktif. Pembuktian kebenarannya dilakukan secara apriori. Dalam cara berpikir sintetik, landasannya dari pengetahuan-pengetahuan yang khusus, fakta-fakta yang unik, dan merangkai fakta-fakta yang khusus itu menjadi suatu solusi secara umum. Konklusi yang ditarik dari cara berpikir semacam ini menempuh jalan induktif, pembuktian kebenarannya bersifat aposteriori.

       Dalam pengantar buku, sang penulis Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si menyampaikan bahwa segala sesuatu memiliki hakikat, terutama hakikat dirinya. Pertahanan hakikat dilakukan dengan mengaitkan atas segala hal yang bersifat fana yang riskan dengan kenisbian dan reltivitas. Roh menurut beliau adalah hakikat yang hidup, yang ingin maujud dengan cara memenjarakan dirinya di dalam tubuh yang tidak pernah tetap. Baerbagai materi yang ada dipandang memiliki potensi metafisika.

Secara umum uraian demi uraian yang disampaikan memotivasi kita untuk lebih banyak belajar berpikir logis dan sistematis. Dalam  belajar diperlukan pemahaman yang mendalam mengenai filsafat ilmu atau epistemilogi. Dengan filsafat ilmu orang akan mengetahui hukum-hukum berpikir yang normative. Cara berpikir inilah yang menurut Dr. H. Boedi Abdullah, telah sesuai dengan pemikiran para ulama terdahulu yang lihai meletakkan pemahamannya secara sistematis. Filsafat ilmu sangat penting dipelajari, dan diterapkan dalam berpikir, menulis laporan ilmiah seperti menulis skripsi, tesis dan disertasi.

Tulisan Berikut Juga Menarik Untuk Dibaca

1 komentar:

Anonim mengatakan...

weeew.... ini dia yang aku cari.
makasih mbak...

Posting Komentar

Terimakasih sudah membaca. Jangan Lupa Kasih Komentar ya...dengan santun dan bijak tentunya.....^_^

SAHABAT, bukanlah dia yang selalu membenarkan seluruh kata-kata kita...

SAHABAT adalah ia yang mau mengingatkan ketika kita terlupa...

Jadi Sahabat SQL Yuk!

Terima kasih sahabat SQL...... Hak Cipta Milik Allah Subhanahu Wa Ta'ala. SainsalQuran.Com Hanya Mencoba Belajar dan Berbagi Sedikit Dari Ilmu Allah Yang Luas